Rabu, 27 Oktober 2010

SALING SENGGOL

MIMPI……….MIMPI…….MIMPI

MIMPI ADALAH 50 % DARI KENYATAAN
50 % LAGI ADALAH ANGAN
MIMPI ITU HARAPAN
HARAPAN MERAIH 50 % KENYATAAN
HIDUP ITU TENTANG MIMPI
MAKA HIDUPLAH DENGAN MIMPI.

JANGAN TAKUT MEMPUNYAI MIMPI
TAPI TAKUTLAH, JIKA TIDAK MEMPUNYAI MIMPI
KARNA MIMPI ADALAH AWAL YANG INDAH
UNTUK MERAIH HARAPAN

KAU MAU TAU CARA MEWUJUDKAN MIMPIMU!!!
BANGUN DARI TIDURMU



SALING SENGGOL

Perlahan pesawat air lines lepas landas. Sayap – sayap pesawat mulai beraksi diangkasa. Seperti burung yang bernari di awan putih. Senyum tergores indah di bibir dara cantik Gita Perucha Binol. Gadis semampai dengan rambut coklat sebahu dan agak tomboy. Dengan warna kulit kuning langsat.

(GITA) Hari ini aku bisa tersenyum lepas. Menatap awan putih yang terbentang diantara langit biru. Perlahan mataku terpejam, ku rasakan ada beban berat yang akan menimpaku. Hari ini untuk kesekian kalinya aku berkunjung kekorea. Tapi untuk kesekian kalinya pula, aku merasakan ada ketidak jujuran dalam hidupku. Aku menarik nafas dalam, dan membuang semua kebohongan dalam hidupku. Semoga semua baik – baik saja.
@@@@@@

“ Maaf, boleh aku pinjem koran didepanmu?”. Suara lembut mengusik lamunan Gita. Dia terdiam sesaat melihat wanita Indonesia yang berada di sampingnya.
“ Tentu saja, silahkan”. Ucap Gita tersenyum
“ Gamsa hamnida~1”. Senyumnya.

Perlahan gadis tersebut membolak – balikan isi koran. Seorang gadis Indonesia yang anggun. Dengan rambut hitam terurai sebahu serta berkaca mata tipis, menambah keanggunan gadis Indonesia ini.

(EVA) Aku berpikir hidupku itu akan aman, jika ku berjalan dengan langkah yang teratur sesuai dengan harapanku. Tapi karna aturan itu, malah membuatku takut untuk berjalan kembali. Jika jalan ku adalah benar, maka iringkan langkahku ini ketempat yang pantas untuk ku tuju.

“ E….nama kamu siapa?”. Dengan ragu Gita berusaha bersahabat dengan gadis berkaca mata yang ada disampingnya. Mendengar sapaan dari teman satu kursi dengannya. Gadis tersebut berhenti membolak – balik koran. Dan menoleh kearah Gita
“ Eva aranita. Panggil saja Eva”. Eva tersenyum ramah.
“ Aku Gita, Kota tujuanmu?”.
“ Seoul”.
“ Wah kebetulan sekali, aku juga mau keseoul!”
“ Menemui tunangan yah!”… Eva tersenyum, sembari melirik jari manis Gita yang telah terlingkar oleh cincin.
“ What…”. Gita kaget mendengar ucapan Eva yang mendadak.
“ Ada yang salah?”. Eva mengerutkan keningnya.
“Ha…..haa……”. Gita tertawa terbahak – bahak. “ Pasti gara – gara cincin yang aku pake ya!. Ini cuma pemberian dari pacar ku. Upsss jangan mikir macem – macem yah. Aku pacaran doang kok. Belum saatnya tunangan he…he…”. Senyum Gita lepas.
“ Sepertinya pacarmu sangat perhatian”.
“ Yah. Begitulah”. Senyum Gita mengembang mendengar pujian teman satu kursi dengannya. “ Eva juga mau ketemu pacar yah?. Ngaku aja deh, tuh muka Eva merah”. Gita mulai merayu Eva.
“ Hem…. Aku kesini karna beberapa alasan. Pertama untuk menemui sahabat ku. Kedua menemui calon tunangan ku”.
“ Wah tunangan. Selamat yah, pasti calon tunangan Eva beruntung banget, bisa ngedapetin Eva. Seorang Eva gadis yang baik dan anggun lagi”. Puji Gita tulus.
“ Mudah – mudahan”. Senyum Eva hambar.
“ Waa?~2”. Gita membaca ada sesuatu yang tidak beres dengan pertunangan yang dilakukan Eva.
“ Ntahlah, mungkin perasaan suka ku hanya sepihak”.
“ Kok gitu”.
“ Aku suka dia, walau lewat foto dan email yang hanya satu bulan sekalipun, jarang ia kirimkan. Lebih tepatnya aku dijodohin. Karna terlalu memprotek diri, untuk tetap setia dengan calon tunangan ku. Aku akhirnya bener – benar terikat olehnya”.
“ Terus apa yang terjadi”.
“ Satu bulan yang lalu dia mengirim email. “Pergilah menjauh dari kehidupanku’. Aku Syok. Aku terlanjur menyukainya. Makanya aku memberanikan diri untuk menemuinya”. Terlihat wajah sendu di raut wajah Eva.
“ Kamu harus tetap memperjuangkan cintamu. Eva udah bekorban banyak untuknya. Aku mendukungmu untuk itu, aja….aja…fighting”. Gambaran semangat terukir tulus diwajah Gita.

******
Pesawat air lains bersiap mendarat dipermukaan bumi di sebelah selatan korea. Jampun berganti, perbeadaan waktu Indonesia dan Korea selatan kira - kira 2 jam 30 menit.
“ Va, aku turun dulu yah!”. Gita segera mengambil tas kecil di dalam kotak diatas tempat duduknya.
“ Ia..”.
“Najung e boepgessumnida~3”. Jerit Gita dari depan pintu pesawat. Eva tersenyum manis.

******
Dengan langkah setengah berlari Gita menuju ruang tunggu. Langkahnya terhenti ketika berselisih jalan dengan seorang pemuda korea. Sekilas ia menatap pemuda itu dengan tatapan tajam. Seorang pemuda dengan kaca mata hitam. Serta berjaket motor hitam. Menambah ketampanan pemuda itu.
Tiba – tiba wajah Gita berubah drastic. Gita teringat, Ia telah ditunggu oleh seseorang. Karna sebel langkahnya terhenti oleh pemuda itu, timbul niatnya untuk memaki pemuda itu.

“ Dangsin~4….”. Belum sempat Gita mengeluarkan kata – kata macian, Gita malah terkesima karna melihat kedua belah mata bercahaya pemuda tersebut. “Arumdapta ~5”. Ucap hati Gita pelan, bergemuruh. Karna pemuda tersebut membuka kaca mata hitamnya. Dan tanpa bersalah pergi begitu saja dari hadapan Gita.
“ What… Apa yang aku lakuin. Ah………Babo..~6”. Gita menghardik dirinya yang terdiam kaku karna melihat mata pemuda itu. Sesaat kemudian ia melanjutkan jalan keruang tunggu menemui seseorang yang selalu setia bersamanya.

******
“Geun suek”. Panggil Eva dari dalam bandara. Pemuda berjeket hitam itu melambaikan tangan.
“ Oddosimnikka?~7”. Tanya Jang geun suek sambil mengambil koper di tangan Eva.
“ Baik, tapi Gop’uda~8”. Ucap Eva sembari menggosok perutnya.
“ Kalo gitu kita ke restoran jepang aja yah, kayaknya enak”. Ucap Jang gensuk sembari mengangguk.
“ Zip”.
“ Pak”. Jang geun suek memanggil salah satu staf bandara. “ Maaf, bisa tolong antarkan koper ini ke hotel Sun, atas nama Jang geun suek”. Ucap Jang geun suek kesalah satu staf bandara.
“ Baik pak”. Jang geun suek dan Eva langsung berjalan kearah parkiran motor.

******
“ Udara begitu dingin, kenapa pake motor?”. Tanya Eva, karna baju yang dia pake tidak terlalu tebal”.
“ Maaf tadi aku buru – buru dari apartemen, yang ku lihat cuma motor yang nganggur. Mobilku lagi di renof”. Ucap Jang geun suek sambil memberikan helm ke Eva.
“ Ya sudah, yuk. Aku laper banget”. Sekali lagi Eva menggosok perutnya. Jang geun suek tertawa pelan, melihat Eva yang terus memegang perutnya .

******
“ Minho oppa, kenapa berhenti!”. Gita mengerutkan keningnya saat Lee minho menghentikan mobilnya tepat didepan restoran jepang.
“ Kita istirahat dulu, sekalian makan siang. Gita keberatan”. Tanya Minho, yang seperti biasa selalu memikat hati Gita. Cowok yang super cool dengan senyum yang menawan. Dia terlihat sangat istimewa dengan mantel hitam yang di pakainya.
“ Iie, betsu ni ~(a), yuk masuk”. Senyum Gita menyetujui usulan Li minho.
“ Duduk disini aja yah!”. Lee Minho mempersilahkan Gita duduk tepat disamping jendela luar.



******
“Yuk Va”. Jang geun suek membuka helm yang di pakainya. Sedangkan koper Eva telah di bawa oleh salah satu staf bandara ke hotel Sun.
“ Disini?”. Tanya Eva.
“ Ehe…”. Senyumnya.
“ Aprilda”. Desah Eva menganali perempuan yang baru saja masuk ke dalam restoran Jepang.
“ Yuk….”. Eva menarik tangan Jang geun suek.
“ Ada apa?”.
“ Ada Aprilda, temenku di Indonesia”. Ucap Eva sambil mempercepat langkahnya masuk ke dalam restoran Jepang.

*****
“ Gita kok berhenti makan”.Tanya Lee minho aneh melihat tatapan Gita kedepan.
“ Aprilda………”. Panggil Gita dan Eva serempak. April kebingungan di belakang dan didepannya ada yang memanggil.
“ Kamu kenal mereka?”. Tanya pemuda turunan korea asli, dengan tinggi 186 cm. Dan memakai kaos oblong putih dan topi hitam ini.
“ Ia Changmin oppa mereka temanku di Indonesia”.
“ Hai ucapnya tersenyum”. Melambai ke dua arah. Dari arah depan Gita melambai Eva. Mereka bertiga seakan terkesima. Ternyata bumi itu sempit. Eva dan Jang geun suek berjalan kearah Aprilda dan Shim Changmin.
“ Oddosimnikka?~7, Changmin”. Jang geun suek bersalaman dengan Changmin.
“ Baik Geun suek hyung”. Ucap Changmin ramah. Sekarang mata Eva dan Aprilda bertatapan ternyata mereka saling kenal.
“ Changmin oppa sudah kenal sama….e… Dangsin ui irum un muos imnikka?~9”. Tanya April karna tidak mengenal pemuda yang bersama Eva.
“ Jang Geun suek”. Ucapnya ramah
“ Nah Gen suek oppa?”. Ucap Aprilda ragu.
“ Ya kita sudah lama saling kenal. Cuma beberapa bulan ini komunikasi selalu putus”
“ Oh…” Aprilda mengangguk.
“ Hei sini?”. Dari jauh Gita melambai – lambai. Dibalas lambayan tangan Aprilda.
“ Kita kesana yuk?”. Aprilda menarik tangan Eva kemeja Gita.
“ Hei…..kita ketemu lagi?”. Ucap Gita ramah ke Eva. “ Dangsin~4, hah sudahlah lupakan saja”. Ucap Gita, ketika melihat pemuda yang menghentikan langkahnya berada didepannya. Eva, Aprilda, dan Changmin mengerutkan dahi tak mengerti.
“ Minho oppa kenalin teman – temanku”. Minho beranjak dari tempat duduk dan membalikkan badannya. Seketika itu Eva mundur beberapa langkah.

(EVA) Pertemuan kali ini, membuatku kaget. Padahal ku pikir aku harus menyiapkan segalanya saat bertemu dengannya. Aku ragu apa aku bisa mengatakan perasaan ku yang sejujurnya. Tapi ku sadar dia begitu sempurna. Iya aku menyukainya karna sikap dinginnya. Aku menyukainya lebih dari itu. Di restoran ini untuk pertama kalinya aku bisa menatap matanya. Ditempat ini aku sangat ingin memeluknya. Bukan sebagai calon tunangan yang dibuang. Tapi sebagai calon tunangan yang di harapkan.

“ Oddosimnikka?~7, Eva”. Desah Minho ragu.
“ Baik, Minho oppa!”. Ucapnya terbata – bata.
“ Kalian sudah saling kenal yah!”. Tanya Gita bersemangat.
“ Ia, aku mengenalnya di dunia maya”. Ucap Minho menatap Eva lekat. Dia masih tidak percaya bahwa Eva bener – bener bersikeras ke korea hanya untuknya.
“ Wah, ternyata dunia ini tidak sebesar daun kelor”. Senyum Gita sambil tertawa kecil.
“Oddosimnikka?~7, Changmin, Geun suek”.
“ Fine, Minho hyung”. Ucap Changmin ramah.
“ Sangat baik Minho”. Ucap Geun suek agak keras. Dia tau sahabatnya telah dikecewakan oleh pemuda ini.
“ April, yuk duduk. Wah jalan bareng terus yah!”. Goda Gita.
“ Jalan apanya, Changmin oppa selalu sibuk. Ini saja, karna ada waktu luang paling bentar lagi nanyain jam, terus pulang”. Sindir Aprilda ke Changmin. Changmin hanya bisa diam. Karna mengakui kesalahannya.
“ Eva, kok hanya diam?”. Tanya Gita.
“ Aku kurang enak badan Ta”. Ucapnya pelan.
“ Kalian kesini pake apa?”.
“ Pake motor”.Celetuk Jang geun suek.
“ Aduh gimana sih, kan perbedaan iklim Jakarta korea sangat drastic. Seharusnya pake mobil”. Gita mengkhatirkan kesehatan Eva.
“ Paling masuk angin Ta!”.
“ Eh gak usah dibiarin. Gini deh, Minho oppa tolongin Eva ya. Kasihan Eva, kalau dibiarin pulang pake motor, ntar sakitnya tambah parah”.
“ Gita……”. Eva mengerutkan keningnya. Ia tidak menyangka Gita gadis sebaik itu.
“ Tenang saja, kamu aman kok sama Minho oppa”. Gita memegang tangan Minho setengah berharap Minho mau melakukan apa yang ia inginkan.
“ Maaf, aku tidak bisa membiarkanmu balik sendirian Ta”. Ucap Minho mengelak.
“ Tenang oppa, Gita gak akan kesasar kok, kan aku sering kesini. Lagian aku bisa naik Taxi. Jadi tidak perlu khawatir oce”. Senyum Gita.
“ Hem….”. Minho masih ragu.
“ Oppa ayolah”. Senyum Gita dengan penuh harapan.
“ Oce, aku akan mengantarnya. Tapi Gita janji kalau sudah sampe hotel bilang”. Minho menjadi sangat perhatian ke Gita.
“ Oce deh”.
“ Gini deh kamu gak perlu ke hotel, ntar aku balik lagi kesini?”. Ucap Minho yakin.
“ Bukannya capek oppa”.
“ Tidak. Pokoknya kamu harus nungguin aku disini!”. Ucapnya tegas.
“ Baiklah”. Gita mengangguk.
“ Sille hamnida, jigun muos imnika~10”. Ucap Changmin memecah suasana.
“ Tuh kan apa yang aku bilang Ta, Changmin oppa tu orang penting. Lihat aja kalau udah nanyain jam, pasti mau balik”. Sindir tajam Aprilda.
“ Maaf April, kali ini aku gak bisa lama. Gini deh bagaimana kalau kita semua kumpul lagi besok”. Ucap Changmin membuat guratan didahi semuanya mendalam.
“ Baiklah, tepatnya jam berapa?”. Tanya Jang geun suek.
“ Nail jonyok il-gopsi ga oddossumnikka?~11. Di restoran Rain.”
“ Baiklah”. Ucap semuanya.
“ Yuk April kita pulang”. Changmin mengajak Aprilda beranjak dari tempat duduk.
“ Naail e boepgessumnida~12”. Senyum Aprilda kesemuanya. Semuanya mengangguk.
“ Kalau gitu aku pergi dulu,”. Ucap Lee minho beranjak dari tempat duduk. Evapun mengikutinya dari belakang.
“Josim hasipsiyo~13, Minho oppa”.
“ ye”. Ucap Lee Minho beserta aggukannya

******
Mobil putih yang dibawa Lee Minho, melaju kencang melintasi jalan raya. Dengan kecepatan penuh Lee Minho terus mengendarai mobilnya. Tanpa berpaling dari pandangan di depan. Suasana sepipun menghantui mobil tersebut. Tak ada satupun yang mulai bicara. Selang waktu beberapa menit akhirnya Minho mulai bicara.

“ Kenapa kamu bersikeras untuk kesini?”.
“ Aku hanya ingin mempertahan perasaan ku”. Ucap Eva keras. Sambil terus menghadap kedepan tanpa melihat kearah Minho.
“ Sampai kapanpun perasaanku ke Gita gak akan berubah”.
“ Aku rasa itu hanya ucapan mulutmu saja”. Eva semakin tegas dengan ucapannya.
“ Setiap perkataanku itu adalah benar!”. Minho terus mengemudi, tanpa menoleh kearah Eva.
“ Jika perkataanmu selalu benar, aku akan merubahnya menjadi salah. Dan aku akan melakukan semua itu apapun yang terjadi”. Ucap Eva dalam. Secara mendadak Minho menghentikan mobilnya. Sekarang mata dan mata saling bertatapan. Minho yang sangat cool, sekarang berhadapan dengan wanita anggun yang mati – mataian mempertahankan persepsinya.
“ Maumu apa!”. Tanya Minho agak kesal. Dibuntuti terus oleh Eva.
“ Aku hanya ingin kamu merasakan, bagai mana rasanya memprotek diri. Hanya untuk bersamamu”. Eva menatap Minho tajam. Wajahnya kembali memucat.
“ Dasar wanita aneh, keluar dari sini!”. Bentak Minho, dia keluar dari mobilnya, dan membukakan pintu mobil Eva. Eva keluar perlahan.
“ Kamu harus tau, Na nun hangsang no rul sarang hamnida~14”. Ucap Eva dalam.
“ Heh”. Minho mendengus dan kembali kedalam mobil. Belum sempat Minho menjalankan mobilnya. Eva pingsan di samping jalan, karna kondisi tubuhnya yang kurang sehat. Minho segera turun dari mobil. Nampak kecemasan diwajah Minho.
“ Hei…..bangun!”. Ucap Minho khawatir. Minho langsung menggendong Eva ke mobil menuju rumah sakit.

*****
Hampir 8 jam Gita menunggu Minho di Restoran Jepang. Perasaannya mulai campur aduk.
“ Kenapa melihatku seperti itu!”. Tanya Gita tiba – tiba, menghentikan tatapan Jang geun suek.
“ Aku hanya berpikir kenapa semua wanita itu bodoh?”. Ucap Jang geun suek tanpa bersalah.
“ Eh………Apa maksudmu?”. Gita mulai emosi.
“ Yah, aku hanya mengatakan yang sebenarnya”. Ucap Jang geun suek santai.
“ Bicara denganmu bikin gila”. Ucap Gita semakin marah.
“ Yang gila itu kamu!. Toko ini sudah hampir tutup”.Jang geun suek berkata tegas. Gita melihat sekelilingnya. Semua karyawan berdiri didepan kasir. Menunggu kepulangan mereka.
“ Kalau kamu tau!, kenapa gak bilang dari tadi”. Ucap Gita membela diri.
“ Heh……Masih saja membela diri”. Sindir Jang geun suek. “ Makanya jadi cewek jangan sering melamun”.
“ Sudah aku mau balik”. Gita berdiri dari tempat duduknya. “ Ayo balik…”. Gita berdiri disamping Jang geun suek.
“ Katanya bisa pulang sendiri!”.
“ Tadi cuma alasan ku doank, biar gak di bilang manja sama Minho oppa. Sebenarnya aku yakin Minho oppa gak akan membiarkan ku sendiri. Tapi sekarang……….”. Ucap Gita pelan.
“ Huh…Ya sudah, kita pulang”. Jang Geun suek menarik tangan Gita.

******
“Kenapa diam?”.Tanya Jang geun suek. Sambil mengendarai motornya.
“ Minho oppa tidak biasanya seperti ini!”. Ucap Gita pelan.
“ Sudahlah, jangan jadi wanita manja”.
“ Iya….”. Desah Gita berat.
“ Sekarang kita kemana?”.
“ Ke hotel rainbow”. Motor yang dikendarai Jang gensuk melaju kencang. Melintasi jalan raya yang hampir sepi karana sudah jam 23:00.

******
“ Kita sudah sampai?, sekarang turun!”.
“ Bentar, helmnya susah banget di bukanya?”.
“ Sebenarnya keahlianmu itu apa sih. Semuanya bodoh”. Ucap Jang geun suek mencaci Gita.
“ Aku bisa merangakai bunga dan bisa bermimpi”.
“ Hahaa…..aku rasa mimpimu itu hanya omong kosong”.
“ Enak saja, mimpiku itu adalah mimpi yang sempurna”. Ucap Gita melayang – layang dengan angan – angannya.
“ Paling mimpimu itu berjalan ketempat – tempat hiburan, kamukan gadis yang suka buang – buang uang. Sini aku bantuin membukanya!”. Jang gensuk mulai membuka kunci helm yang dipakai Gita.
“ Aku ingin merangkai bunga anggrek buat orang yang paling istimewa”.Gita menatap Jang geun suek tajam. Tatapan mata Gita membuat Jang geun seuk gugup, apalagi perkatan terakhir Gita. Mengingatkannya dengan harapannya sewaktu sekolah dulu.

“ Geun suek menurutmu gadis yang baik itu seperti apa?, dan calon istrimu kelak itu gimana!”. Ucap sahabat baiknya Jong hoon, sewaktu sekolah.
“ Dia tidak harus pintar.. Tapi dia gadis yang bisa membuatku bahagia dalam keadanku seperti apapun. Dan seorang gadis yang bisa merangkai bunga anggrek. Karna menurutku wanita yang bisa merangkai anggrek sangat sepesial. Karna angrek begitu banyak ragamnya. Disitu aku akan melihat keuletannya, menempatkan jenis – jenis angrek yang bermacam – macam.

“ Hei kok diem, cepet bukaiin helmnya. Gerah ni!”. Ucap Gita kesel.
“ Jadi cewek tu sopan dikit”. Jang Gensuk sinis. “ Sini”. Jang gensuk mulai membukakan helm buat Gita.
“ Gamsa hamnida~1”. Senyum Gita dan langsung masuk ke hotel. Jang gensuk hanya bisa tersenyum.Melihat cewek yang super aneh.
“ Pantas Minho begitu mencintainya”. Desah Jang gensuk dan tersenyum. Kemudian pergi.

******
Matahari pagi menyinari kamar rawat pasien. Perlahan Eva membuka matanya yang agak berat. Dipandanginya kamar rawat, semuanya serba putih. Dia tertegun beberapa detik, seseorang yang sangat istimewa di hatinya berada di sampingnya. Minho tertidur pulas, didekat tempat duduk disamping tempat tidur Eva. Minho bergadang semalaman hanya untuk menjaga Eva. Perlahan Eva menyentuh kepala Minho. Eva merasakan sesuatu yang beda ada pada dirinya. “Aku terlalu egois”. Desahnya. Secara mendadak Minho bangun dan berdiri dari tempat duduknya.
“ Kamu sudah sadar!. Baguslah, aku mau pulang. Tugasku selesai”. Ucap Minho cuek. Dan membalikkan badan mengambil jaket dan mantelnya.
“ Tunggu”. Ucap Eva menghentikan langkah Lee minho. “ Aku tidak pernah main – main akan ucapanku”. Tegas Eva.
“ Heh…”. Lee Minho berpaling dari pandangan Eva. Eva terdiam beberapa saat. Air matanya jatuh mebasahi pipinya.

******
Restoran Rain rame dikunjungi orang, Beberapa diantara mereka memilih diatas restoran. Karna berada diatas restoran, bisa menikmati malam dengan ditemani bintang – bintang. Restoran ini memang khusus di buka dari jam 17:00 sampai jam 24:00. Dua pasang sejoli dengan setia menunggu empat orang sahabatnya. Aprilda dan Changmin telah menunggu disalah satu meja tamu. Beberapa saat kemudian Eva dan Jang geun seuk datang. Selang beberapa detik Gita dan Lee Minho menyusul.
“ Hei sini”. Panggil Aprilda, sambil melambaikkan tangan. Semua duduk ditempat yang telah disediakan.
“ Sudah lama disini?”. Tanya Lee Minho ke Changmin.
“ Lumayan hyung”.
“ Lumayan bikin tenggorokan kering”. Celetuk Aprilda, membuat semuanya tertawa.
“ Hara ga suita~b”. Gita menggosok perutnya.
“ Ehe”. Semuanya mengangguk karna merasakan hal yang sama dengan Gita.
“ Pak…. Tolong hidangkan makanan yang paling istimewa di restoran ini ya!”. Ucap Lee Minho ramah.
“ Baik pak, silahkan cicipi buah - buah segar ini, sebagai makanan pembuka. Makanan utamanya akan segera datang”. Pelayan restoran itu langsung menuju kebawah, untuk menyiapkan makanan.
“ Oppa aku lupa nanyain, kemarin oppa kemana sih. Kok gak balik lagi ke restoran jepang?”. Tanya Gita yang masih penasaran. Muka Minho berubah drastic. Kebohongan apa yang akan ia buat. Eva hanya memandangi Minho dalam.
“ Oh… kemarin aku ke….E…ke kantor. Ada urusan, dipanggil ama manager Jun”. Ucap Minho gugup.
“ Oh …..”. Gita tersenyum. Beberapa saat kemudian hidangan tersedia.
“ Ithadakima~c”. Senyum Aprilda memulai makannya.
“ Hai…”. Jawab Changmin pelan. Semuanya tersenyum.

*****
Beberapa saat setelah mereka selesai menikmati makanan, alunan musik klasik mengalun indah. Beberapa dari tamu restoran rain berdansa. Ini salah satu keistimewaan restoran tersebut. Waktu berdansa ditentukan jamnya yaitu dari pukul 20:00 – 23:00. Rain juga disebut dengan Restoran Romantic. Karna restoran ini, bisa membuat hati siapapun menjadi tenang.

“ Mau berdansa denganku”. Jang geun suek memecah suasana. Dia berdiri disamping Aprilda dengan tangan kanan di hadapan Aprilda. Perlahan Aprilda melihat Changmin. Changmin mengangguk, mengiyakan. Perlahan Aprilda berdiri dan bersedia berdansa bersama Jang Geun suek.
“ Aku tidak menyangka, Changmin bisa menyukai wanita Indonesia”. Jang geun suek berucap pelan saat berdansa dengan Aprilda.
“ Maksud oppa?”. Aprilda mulai mengerutkan kening.
“ Ia seorang Changmin, yang biasanya hanya nurutin perintah orang tua, dan menegernya, sekarang bersikap dewasa. Kamu telah mengubahnya”. Senyum Geun suek.
“ Aku tidak pernah merubah Changmin oppa sedikitpun Geun suek oppa, tapi dirinyalah yang merubah dirinya sendiri. Karna aku hanya bisa memberikan sikap positif pada dirinya. Yang menjalankan itu dirinya. Jadi jika dia berubah, berarti perubahannya itu untuk dirinya sendiri”. Senyum Aprilda.
“ Kamu gadis yang pintar, Changmin pasti bahagia bersamamu”. Bisik Jang geun suek. Melihat Jang geun suek lebih mendekat ke Aprilda, wajah Changmin yang semenjak tadi melihat Aprilda dan Jang geun suek berdansa berubah.
“ Arighato senpai!~d”. Aprilda berubah memerah wajahnya.

******
Melihat Aprilda dan Jang geun suek berdansa, Chang min agak kesal, Beberapa saat kemudian Changmin mengajak Gita berdansa.

“ Dansa yuk”. Ucap Shim Changmin tersenyum ramah.
“ Yuk boleh”. Gita langsung mengiyakan ajakan Changmin. Mereka berduapun ketengah.
“ Yuk “.Changmin mengadahkan tangan kananya.
“ Sebentar”. Gita kembali ketempat duduk.
“ Minho oppa dansa yuk?”. Gita menarik tangan Lee Minho dan Eva ketengah.
“ Yuk sekarang kalian berdua berdansa, aku sama Changmin. Gak enakkan dia udah ngajakin duluan. Nah dari pada kalian berdua duduk, malah jadinya stress lebih baik ikut berdansa”. Senyum Gita. Dan Iapun langsung berdansa dengan Changmin. Tapi Lee Minho dan Eva hanya diam, mereka tidak berani memulai satu sama lain. Tiba – tiba secara mendadak Lee Minho menarik tangan Eva. Eva terdiam saat tangan Minho telah berada di pinggangnya.

(EVA).Apa yang terjadi pada diriku. Aku bener – bener kaku. Ini bener – bener dekat. Aku bisa merasakan detak jantungnya. Aku bisa merasakan desah nafasnya. Aku tidak ingin ini berakhir. Aku ingin bersamanya. Ingin selalu seperti ini.

“ Kenapa diam?”. Ucap Lee Minho mengagetkan Eva. “ Bukannya ini yang selalu kamu mau?”. Minho menatap Eva lekat. Mulut Eva seakan kaku, Dia merasakan sesuatu beban telah menahan mulutnya.
“ Heh……., perempuan busuk!. Aku tau niatmu, yang tidak pernah baik. Kamu pura – pura melakukan ini, agar aku berpaling dari Gitakan. Agar kamu bisa menarik perhatianku. Dengar baik – baik, ini hanya akan terjadi satu kali dalam hidupmu, bersamaku”.
“ Ssssstttttttttttt…………….”. Eva menghentikan ucapan Lee Minho dengan jarinya.
“ Jangan pernah berkata begitu. Jangan pernah menolak takdirmu Lee Minho”. Ucap Eva datar. Lee Minho terdiam mendengar ucapan Eva. Eva menunduk, dicelah matanya mengalir air mata. “ Sampai kapan aku harus seperti ini”. Desahnya dalam. Perlahan diantara Eva dan Lee Minho hening.

******
“ Ta, Minho hyung kalau berdansa selalu datar ya?”. Tanya Changmin tiba – tiba.
“ Gak juga sih, mungkin karna bersama Eva kali. Evakan pendiam orangnya. Mungkin Minho oppa mengimbangi”. Gita tersenyum.
“ Oh ”. Makin lama, Changmin makin mendekat kearah Aprilda. Dan menghentikan dansanya bersama Gita.
“ Geun seuk hyung, boleh aku berdansa dengan April”. Geun suek menghentikan dansanya.
“ Tentu saja”. Changmin langsung menarik tangan Aprilda dan menjauh dari Jang geun seuk.
******
“ Tadi kalian berdua ngorol apa?”.Tanya Changmin tiba – tiba.
“ Rahasia”. Aprilda senyum ngeledek. Dengan muka agak sebel Changmin meneruskan dansanya bersama Aprilda. Jang geun suek menatap Gita dalam. Ntah semenjak kapan tatapannya ke Gita berbeda, namun Gita tidak pernah memperdulikan tatapan itu.


******
“ Hei jangan menatapku terus”. Gita mengagetkan Geun suek.
“ Siapa juga yang menatapmu, aku hanya lucu saja. Kok ada ya wanita yang sebodoh kamu ini berdansa. Bisa rontok dunia”.Sindir Jang geun suek tajam.
“ Eh kamu tu, maunya apa sih. Dimatamu itu, aku ini salah mulu. Memangnya wanita sesempurna apa sih yang kamu mau!”. Sungut Gita.
“ Seperti kamu ta”. Dalam hati Jang geun suek. “ Yang pastinnya bukan wanita bodoh seperti kamu?”. Ucap Geun suek keras membuat muka Gita memerah karna marah.
“ Aku mau duduk?”. Gita membalikkan badan karna kesal. Tiba – tiba tangan kiri Jang geun suek menarik Gita kuat. Gitapun terdorong ketubuh Jang geun seuk. Geun suek memeluk Gita. Mata dan mata saling bertatapan

(GITA). Kali ini mataku yang berkata, aku tidak mampu menolak matanya yang indah. Aku tidak mampu melakukan itu. Aku seperti tersihir. Apa yang kulakukan dia seperti telah menyentuh jantungku. Jantungku sekarang berdetak tidak seperti biasanya. Perasaanku kacau balau. Aku ingin lepas dari pelukan ini, tapi aku tidak berdaya. Apa yang harus kulakukan sekarang.

“ Belum saatnya kamu duduk Gita”. Ucap Jang Geun seuk dalam. Gita hanya bisa mengikuti gerak langkah pemuda yang ada di depannya.

*******
Setengah jam kemudian alunan musik klasik perlahan berhenti. Merekapun duduk ditempat masing – masing. Tapi suasana sepi malah terjadi. Changmin dan Aprilda kebingungan. Kenapa sehabis berdansa pada berubah. Padahal setelah berdansa bisa menciptakan suasana yang nyaman. Satu jam aprilda dan changmin termangu, melihat keempat temannya yang aneh. Semua terdiam membisu.

“ Hei……….hello………”. Changmin mengejutkan mereka berempat. “ Sudah selesai termangunya”. Ucap Changmin. Semuanya hanya saling bertatapan.
“ Oh ia tadi musiknya bagus banget yah”. Gita mulai berbicara tapi agak boring, karna musiknya telah selesai dari tadi.
“ E….iya..iya..”. Ucap yang lainnya memecah suasana.
“ Maaf sekarang sudah waktunya pulang, bentar lagi ditutup restorannya”. Aprilda melihat kesekitar.
“ Ia”. Semuanya mengangguk. Lee Minho membayar semua makananya. Dan yang lain menuju, parkiran mobil.

******
Di parkiran mobil suasan telah sepi. Hanya ada beberapa mobil diantaranya mobil, Geun suek, Minho, dan Changmin. Minho telah sampai diparkiran.

“Anata wa Iie, betsu ni~(e), Eva”. Tanya Aprilda karna melihat Eva yang dari tadi kurang bersamangat.
“ Watashi wa Iie, betsu ni~(f)”. Dengan senyum berat.
“ Oh ia, calon tunanganmu gimana?, kamu sudah bertemu dengannya?”. Tanya Gita. Minho kaget dengan ucapan Gita.
“ Aku………aku telah bertemu dengannya”. Ucap Eva pelan. Minho melirik Eva tajam.
“ Terus gimana?”. Tanya Gita penasaran.
“ Dia telah memilih orang lain”. Eva tertunduk samar matanya terlihat kekalahan. Gita mendekat.
“ Ayo donk Va, jangan menyerah. Aku tau kamu bisa, kamu wanita yang kuat. Aku yakin itu. Dan aku tau kamu lebih kuat dibandingin wanita yang dipilih oleh calon tunanganmu itu”. Kata – kata Gita mengagetkan Lee Minho dan Jang geun seuk.
“ Gita….”. Lee Minho keras.
“ Apaan sih oppa. Oppa belum tau aja pengorbanan Eva ke tunangannya.Kalo oppa jadi tunangannya Eva. Oppa pasti akan menyerah. Dan Oppa akan minta maaf akan kesalahan oppa membuang tunangan seperti Eva. Yang rela memprotek dirinya hanya untuk mencintai orang yang sama sekali gak dia kenal”. Ucap Gita tegas membuat jantung Lee Minho berdetak keras.
“ Yuk, udah malam pada balik”. Ucap Aprilda mengarah kemobil Chang min. Semuanya masuk ke dalam mobil masing – masing.


******
Merekapun mengendarai mobil masing – masing, melintasi jalan besar seoul.
“ April kenapa diam?”. Tanya Changmin memecah suasana.
“ Gak aku hanya heran, kok setelah dari restoran Rain semuanya pada diam?”.
“ Hemm……..Ntah lah. Ya sudah jangan dipikirakan”. Changmin tersenyum hangat. “ Pulang dari sini, langsung tidur yah. Biar besok seger”.
“ Ia oppa Sarang~15”. Senyum Aprilda.

******
Sedangkan di mobil Lee minho, mereka hanya diam. Tidak ada satu patahpun yang keluar dari mulut mereka masing – masing. Sampai di hotel Reinbow.
“ Have a nice dream Gita”. Ucap Minho hanya sapatah dan langsung kembali kemobil dan pergi meninggalkan Gita, yang tersenyum berat.

******
Di sepanjang perjalanan Lee Minho selalu memikirkan perkataan Gita.
“ Apaan sih oppa. Oppa belum tau aja pengorbanan Eva ke tunangannya. Kalo oppa jadi tunangannya Eva. Oppa pasti akan menyerah. Dan Oppa akan minta maaf akan kesalahan oppa membuang tunangan seperti Eva. Yang rela memprotek dirinya hanya untuk mencintai orang yang sama sekali gak dia kenal”.
“ Sebenarnya apa yang dipikirkan wanita itu terhadapku”. Pikirannya seakarang bercabang – cabang. Karna kehilangan kosentrasi Lee Minho menabrak truk. Mobilnya berbalik kebelakang. Darah bercucuran di seluruh tubuhnya.

******
Di tengah jalan Jang geun suek, melihat keramain. Jang geun suek dan Eva langsung turun dari mobilnya. Eva menghampiri mobil. Satu tubuh telah tergeletak di jalan raya.
“ Minho…”. Desahnya dalam. Air mata membanjiri pipi anggunnya.
“ Eva kita harus segera, membawa Minho kerumah sakit”. Jang geun suek langsung membawa Minho kemobil. Eva memangku Lee Minho terlihat kecemasaan dalam dirinya. Antara sadar dan tidak sadar Lee Minho melihat wanita yang ada di sampingnya. Kejadian ini seperti pernah ia alami.
“ Minho kamu harus bertahan. Aku janji, jika kamu sembuh nanti. Aku tidak akan mengganggumu. Aku akan pergi dari kehidupanmu”. Tangis Eva. Sekarang baju Eva ikut berlumuran darah.

******
Sesampainya dirumah sakit dokter kelimpungan. Lee Minho terlalu banyak mengelurkan darah. Dia perlu tranfusi darah. Gita mendengar kabar dari Jang geun seuk Minho kecelakaan dia langsung menuju rumah sakit. Dengan perasaan yang kacau.
“ Dok gimana keadaan Minho?”. Tanya Eva dengan cemas, air matanya terus mengalir.
“ Ada hubungan apa, anda dengan Pak Lee Minho”.
“ Saya tunangannya Lee Minho”. Ucap Eva keras. Gita yang baru saja sampai diruang ICU. Langsung terdiam kaku, mendengar ucapan Eva.
“ Apa yang kamu katakan?”. Tegas Gita.
“ Dok, dengar kata – kata saya. Cepat katakan apa yang terjadi dengan Lee Minho”. Eva terisak – isak menahan air matanya. Gita hanya diam memandangi hal yang terjadi. Pikirannya sekarang bercabang – cabang.
“ Pak Minho kekurangan darah?”.
“ Kalo gitu pake darah saya saja, darah saya sama ma Minho?”. Eva tegas.
“ Baik buk, saya akan menyiapkan semuanya!”. Ucap Dokter langsung pergi.
“ Kenapa Eva begitu yakin, darahnya sama ma Minho oppa, kenapa Eva bisa secemas ini terhadap Minho. Kenapa pihak rumah sakit langsung menyetujui ucapan Eva. Padahal belum ada sempel darahnya”. Gita berpikir keras. Air matanya sekarang tertahan karna pertanyaan – pertanyaan yang ada di hatinya.
“ Eva”. Tiba – tiba suara dari belakang memanggil Eva. Eva dan Gita menoleh.
“ Tante”. Desah Gita, karna melihat Ibunya Minho. Namun Ibunya Minho malah mendekat ke Eva dan memeluk Eva.
“ Sabar nak semuanya akan baik – baik saja”. Eva terus menangis.
“ Tante”. Gita mendekat kearah Ibunya Minho.
“ Ngapain kamu disini!”. Gertak Ibunya Lee Minho.
“ Saya kesini untuk……….”.
“ Pergi dari sini wanita jalang, kamu yang merusak kebahagian anak – anakku. Kamu menghancurkan impian mereka”. Hardik Ibu Lee Minho.
“ Salah saya apa?!”. Tanya Gita bingung. Matanya menerwang jauh.
“ Kamu yang membuat Minho berpikir, bahwa kamu yang menyelamatkan hidupnya”. Terlihat kemarahan di wajah Ibu Minho.
“ Saya tidak mengerti?!”. Gita menggelengkan kepala dengan air mata yang bercucuran. Separuh dari tenaganya hampir pudar.
“ Satu tahun yang lalu ketika Lee Minho dirawat dirumah sakit. Kamu berusaha mengambil perhatiannyakan. Karna Lee Minho sedang sakit dan butuh perhatian. Kamu berusaha masuk di kehidupannya. Dasar wanita jalang”. Ucap Ibu Lee Minho keras.
Nampak bening kekhawatiran jatuh di pipi Ibunya Lee Minho. Gita mundur beberapa langkah mendengar cacian Ibu Lee Minho. Samar bening air mata mulai membanjiri pipinya.
“ Eva……..jadi pemuda yang kamu ceritakan di pesawat itu adalah Minho oppa!!!?”. Air mata kehancuran jatuh dipipi Gita.

Plasback Pasawat
“ Memang sebelumnya, sikapnya kekamu gimana?”. Tanya Gita penasaran.
“ Mulanya dia bersikap biasa saja. Ya terkadang satu bulan sekali ngirim email. Paling tidak dia telah membuka hatinya untuk ku. Beberapa bulan setelah menyusun tesis aku pergi kekorea untuk pertama kalinya. Disana aku diterima dengan baik oleh keluarganya, begitu juga dengan tunanganku. Dua Minggu kemudian tunanganku jatuh sakit, dia terkena kanker ginjal. Dalam pikiranku sempat syok. Aku tidak pernah menyangka orang yang akan mendampingiku, mendapat penyakit separah ini. Karna dari dulu aku telah memprotek diri, bahwa dia yang akan mendampingiku di kehidupanku. Aku terus merawatnya. Sampai suatu ketika dosen pembimbingku menyuruhku kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan tugas tesisku. Aku meninggalkannya dalam keadaan parah. Aku meninggalkannya saat dia memerlukanku”. Air mata Eva jatuh membasahi pipi anggunnya.
“ Beberapa jam kemudian setelah aku tiba di bandara. Ibunya menelphonku. Saat itu aku tidak memikirkan lagi tesisku. Aku kembali ke rumahnya. Aku bawa dia kerumah sakit. Didalam pangkuanku, aku melihat ia merintih dengan wajah memucat menahan sakit. Aku bisa mengatakan bahwa dia lebih berharga dari nyawaku. Akhirnya karna ginjal dan sempel darah ku cocok untuknya. Akupun menyerahkan satu ginjalku untuknya. Dua hari setelah pencongkokan ginjal aku kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan tesisku. Aku bahagia setiap kali ibunya bilang dia membaik. Tapi seiring berjalannya waktu, dia berubah membenciku”. Eva menahan sakit didadanya. Kristal bening membanjiri mtanya.
“ Tenanglah, kamu wanita yang kuat Va!”. Gita menghapus air mata Eva. Luka yang tertanam di dalam diri Eva sekarang menyatu di Gita.

“ Ia…..”. Ucap Eva menahan sakit didadanya.
“ Kenapa tidak mengatakan sebelumnya Va?”. Jerit Gita menahan sesak didanya. Dia seakan dibohongi. Dia seakan bermain – main dengan pedang yang akan menghujam tubuhnya. Selama ini dia terus menyemangati seseorang yang pernah ada dalam hidup Lee Minho. Dan mungkin sampai sekarang.
“ Gita, aku tidak bermaksud membohongimu?”. Eva mendekat.
“ Sudah………..”. Gita berlari meninggalkan, Eva dan Ibunya Lee Minho.
“ Gita…”. Desah Eva dengan mata memerah.

******
Gita terus melintasi jalan setapak rumah sakit. Beberapa orang pasien memandanginya. Sakit fisik pasien – pasien tersebut. Tidak lebih sakit dari perasaan yang ia rasakan saat ini. Air matanya terus membasahi pipi cantiknya. Angina semilirpun tidak bisa menghapus luka dihatinya. Gita terus berjalan melintasi taman rumah sakit. Beberapa orang pasien paruh baya dan perawat berada di situ. Tiba – tiba langkahnya terhenti.
“ Pergi jangan mengikutiku!”. Ucap Gita pelan, dan berjalan kembali. Beberapa saat dia berhenti kembali.
“ Sudah ku bilang pergi!”. Jerit Gita dan berbalik kebelakang. Jang geun seuk berada di hadapannya. Berdiri tegap menatapnya tajam.
“ Wanita bodoh. Dasar bodoh, selalu melempar kekesalan dengan menagis”.Caci Jang geun suek.
“ Aku tidak sebodoh itu”. Hardik Gita.
“ Masih juga mengelak. Dasar bodoh”, Jang geun seuk terus mencaci Gita.
“ Aku tidak bodoh”. Gita memukul Jang geun suek. Ingin rasanya dituangkannya kekesalannya.
“ Teruslah pukul aku, jika itu membuatmu puas”. Ucap Jang geun seuk, tanpa mengelak pukulan Gita. Air mata Gita telah menghabiskan seluruh tenaganya. Gita pun tersandar di bahu Jang geun seuk. Jang geun seuk memeluknya perlahan.
“ Aku tidak sebodoh itu”. Desahnya dalam.
“ Aku tau itu”. Ucap Jang geun seuk dalam, sambil tersenyum hangat.

******
Mereka berduapun duduk disalah satu bangku taman rumah sakit. Suasana baegitu sepi. Sesepi hati dan kehancuran yang Gita rasakan saat ini.
“ Aku tidak pernah berniat, sama sekali untuk mencintainya”. Desah Gita, membuat kerutan di dahi Jang geun seuk dalam.
“ Waktu itu, ketika ku menyusun makalah tentang penyakit kanker ginjal. Dia adalah narasumberku. Aku bener – bener tertarik akan kehidupannya, dan kisah cintanya. Dia begitu mengagumi wanita itu, namun wanita itu pergi meninggalkannya saat ia dalam kondisi parah. Jujur aku juga tidak bermaksud untuk masuk dalam kehidupannya. Yang kurasaakan saat itu, perasaanku telah menyatu dengannya. Dan aku ingin sekali membahagiakannya. Apa menurutmu yang ku lakukan salah”. Tanya Gita menatap mata Jang geun seuk lekat. Samar – samar kristal masih terus setia membanjiri mata indahnya.
“ Tidak Git, yang kamu lakukan adalah benar. Dan sekarang kamu harus memikirkan jalan yang terbaik buat kamu dan Minho?”. Ucap Jang geun seuk menghapus air mata Gita.
“ Ia…”. Desahnya dalam. Jang geun seuk tersenyum. “ Ghamsa hamnida~1, Terimakasih karna kamu selalu ada untukku”. Ucap Gita perlahan.

(GITA) Hanya denga Geun seuk, aku merasakan aku ada. Dia telah merubahku, aku merasa aman bersamanya. Mata indahnya membuat jeruji dihatiku mulai memudar. Ingin ku katakana. Dia seperti malaikat dalam kehidupanku. Walaupun dia selalu mencaciku. Tapi ku yakin dia melakukan itu hanya untuk mengutkanku. Dan menjadikanku wanita yang kuat, bukan Gita yang manja.

******
Satu minggu kemudian, kesehatan Lee Minho membaik. Ia pun diperbolehkan pulang. Namun pikirannya masih melayang – layang, bercampur aduk. Dia duduk diatas tempat tidurnya. Perlahan ia menatap photo Gita didalam dompetnya. Semenjak dia masuk rumah sakit Gita tidak pernah menjenguknya.
“Ohayo gozaimasu~(G)”. Ucap Aprilda dari depan pintu, mengagetkan Lee Minho yang sedang melamun.
“ Hyung, gimana kabarmu”. Tanya Changmin mendekat.
“ Sudah lumayan baik”. Senyumnya berat.
“ Oppa April letakin disini aja yah buahnya”. April membawa buah apel buat Lee Minho.
“Arigato gozaimasu~(F).
“ Perlu Aprilda potongin buahnya oppa?”. Tanyanya sambil mengambil satu apel.
“Aniyo, gomapsumnida~16”. Senyumnya.
“ Oppa?”. Dari depan pintu Gita berdiri.
“ Gita….”. Lee Minho membaca sesuatu yang beda ada didiri Gita. Gita mendekat.
“ Oppa, kenapa oppa harus berbohong”. Ucapan Gita membuat kerutan di dahi Lee Minho mendalam.
“ Apa yang kamu katakana Ta?”.
“ Malam itu, Oppa tidak bertemu dengan Meneger Junkan, tapi Oppa nemenin Eva semalamanka?”.Tanya Gita.
“ Kamu mengatakan apa Ta?”.
“ Oppa, seharusnya oppa jujur!. Jangan – jangan oppa masih menyukainyakan!”. Ucapan Gita membuat Aprilda dan Changmin bertatapan.
“ Gita……..”. Dari depan pintu. Eva berdiri kaku.
“ Eh wanita jalang apa yang kamu katakana ke Gita”. Tanya Lee Minho menghardik Eva.
“ Cukup oppa. Sekarang aku pengen tau, apa oppa masih menyukainya”. Tanya Gita tegas.
“ Gita aku bisa jelaskan”. Lee Minho berusaha untuk menengkan Gita.
“ Minho oppa. Aku pernah berjanji dengan diriku sendiri. Jika oppa sembuh, maka aku akan keluar dari kehidupan Minho oppa”. Desah Eva, mengejutkan Lee Minho.
“ Eva………”. Dia masih tidak habis pikir. Kenapa tiba – tiba. Eva berbalik dan meninggalkan Jang geun seuk berada di belakangnya.
“ Eva tunggu”. Tanpa sadar Minho berusaha mengejar Eva.
“ Oppa, oppa mau mengelek bahwa oppa masih menyukainya”. Tanya Gita tegas.
“ Kenapa kamu berpikiran begitu”.
“ Aku tidak akan berpikiran begitu, kalo aku tidak mempunyai fakta. Oppa menjaganya samalaman sampai melupakanku. Oppa berdansa dengannya dengan pernuh makna. Sampe – sampe oppa tidak mengucapkan sepatah katapun untukku sewaktu didalam mobil. Padahal oppa masih memikirkan Eva saat itu. Dan sekarang, tanpa sadar oppa mau mengejarnya. Apa itu bukan namanya cinta”. Jerit Gita menahan sesak didadanya.
“ Aku tidak mungkin mencintainya, karna dia telah membuangku”. Mata Lee Minho berkaca – kaca.
“ Tidak oppa, tidak. Sampai sekarangpun Eva tidak membuang oppa. Oppa harus tau, Eva dua kali menyelamatkan oppa. Eva sering sekali pingsan dan daya tahan tubuhnya lemah itu karna ginjalnya telah berada di tubuh oppa. Dia tidak meninggalkan oppa sendirian sewktu oppa sakit parah. Dan sekarang dia menyumbangkan darahnya buat oppa. Dan hanya untuk menyelamatkan oppa”. Air mata mengalir jatuh dipipi Gita.
“ Gita….”. Desah Minho.
“ Aku, tidak seperti Eva oppa. Dia wanita yang sempurna untukmu. Jangan kecewakan dia oppa. Aku tau oppa juga masih menyukainya. Oppa jangan memikirkan aku. Aku pasti baik – baik saja. Karna ku yakin kebahagian oppa itu bersama Eva. Kejarlah dia”. Senyum Gita menahan tangisnya.
“ Gita…”. Minho berdiri memeluk Gita. “ Sampai kapanpun kamu tetep akan menjadi wanita yang istimewa dalam hidupku”. Desahnya dalam pelukan Gita.
“ Ehe….iya”. Air mata terus membanjiri pipi Gita.
“ Minho kita tidak punya waktu banyak, Eva memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah mengatakan bahwa dia akan menjauh dari kehidupanmu. Lebih baik kita berangkat sekarang sebelum terlambat”. Seru Jang geun seuk.
“ Baiklah…..”. Ucap Lee Minho dan segera mengganti baju rumah sakit.

******
Dua mobil melaju kencang melintasi jalan raya. Satu jam kemudian mereka sampai di bandara. Lee Minho segera keluar dari mobil dan berlari mencari Eva. Tubuhnya yang masih lemah memaksanya untuk bertahan. Keringat dingin bercucuran. Lima belas menit ia berlari kesana kemari akhirnya ia menemukan seseorang yang ia cari.
“ Eva ….”. Jeritnya. Mendengar suara yang taka sing di telinga Eva. Diapun menoleh. Eva kaget, wajah Minho telah pucat karna kecapean.
“ Minho oppa”. Desahnya dalam. Minho mendekat kearah Eva.
“Aku pernah bilang, kamu hanya bisa memelukku satu kali dalam hidupku. Tapi, untuk saat ini kamu bisa melakukannya berkali - kali asalkan kamu mau memelukku untuk satu kali ini saja. Karna aku mencintaimu”. Ucap Minho pelan menahan debaran jantungnya.
“ Tapi oppa, aku tidak mungkin melakukan itu. Karna ada yang lebih pantas untukmu”. Eva menatap Gita. Gita menggeleng.
“ Tidak Va. Anggaplah aku adalah malaikat kalian yang menyatukan hati kalian. Jika malaikat ingin kalian bersatu.Tidak ada satupun yang bisa melawan keinginan malaikat”. Ucap Gita penuh arti.
“ Gita…”. Air mata jatuh dipipi Eva. “ Ghamsa hamnida~1”. Eva tersenyum tulus.
“ Oppa maafkan aku atas tindakanku selama ini?”. Ucap Eva.
“ Tidak, aku lah yang bersalah. Maafkan aku. Aku yang membuatmu menjadi seperti ini maafkan aku”. Ucap Lee Minho dalam. Eva memeluk Lee Minho. Kini seorang tunangan yang terbuang sekarang menjadi tunangan yang di harapkan.

******
Melihat kejadian itu tanpa sadar air mata Gita jatuh tak terhenti. Masih terasa teriris luka di hatinya. Karna orang yang selama ini bersamanya. Sekarang telah menemukan tempat singgahan yang abadi. Yaitu di hati sahabatnnya Eva. Gitapun berbalik kebelakang. Air matanya tampak menetes.
“ Jangan jadi wanita manja!”. Ejek Jang geun seuk. “Perlu tumpangan dadaku”. Jang geun seuk menawarkan. Gita meletakkan kepalanya kedada Jang geun seuk. Dia tidak mampu menutupi kesedihan yang ada di hatinya.
“ Izinkan aku menjahit luka dihatimu. Agar lukamu sembuh. Dan aku akan membuatmu bahagia”. Ucapan Jang geun seuk membuat Gita kaget.
“ Pak…………..”. Panggil Jang geun seuk kesalah satu staf bandara. Rangkain bunga angrek sekarang telah berada di tangan Jang geun seuk.
“jika kamu bilang, kamu akan merangkai angrek ini, buat orang yang paling istimewa. Maka angrek ini kurangkai khusus untukmu wanita yang paling istimewa di hatiku”. Senyum Jang geun seuk membuat air mata Gita mengalir. Samar – samar kebahagian mulai tumbuhan dihati Gita karna pemuda ini.
“ Arighato~(F)”. Isaknya, menahan keharuan. Karna Jang geun seuk, pemuda pertama yang membuat hatinya bergemuruh saat melihat mata pemuda itu.

******
“ April kamu nangis ya?”. Senyum Shim Changmin
“ Ia begitu romantis. Seperti cerita saling senggol. Teman jadi pacar, Musuh jadi pacar. Semuanya menyatu karna cinta”. Ungkap Aprilda sambil menghapus air matanya. Changminpun tersenyum lekat menatapnya, sambil menggenggap tangan kanan Aprilda erat.




END 3515

Tidak ada komentar:

Posting Komentar